Kronologi Investasi Telkomsel di Tengah Naik Turun Saham GoTo


Investasi Telkomsel di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk sempat menjadi perbincangan publik karena saham emiten tersebut sempat jeblok hingga di bawah level US$300 per saham.

Lantas, bagaimana sebenarnya kronologi investasi Telkomsel di GoTo?

Pada waktu yang bersamaan, Telkomsel menambah hak pembelian saham preferen di GoTo sebesar US$300 juta atau Rp4,35 triliun.

Satu bulan kemudian atau pada 31 Desember 2020, GoTo tercatat memiliki kas sebesar Rp15,3 triliun.

Lalu, Gojek dan Tokopedia resmi merger menjadi GoTo pada Mei 2021. Hal ini memicu klausul dalam CB untuk dikonversi menjadi saham dan dilanjutkan dengan pembelian saham tambahan senilai US$450 juta atau Rp6,52 triliun.

Jika dihitung, harga investasi Telkomsel di GoTo sebesar Rp270 per saham.

Kemudian, GoTo menyelesaikan putaran pertama dan kedua penghimpunan dana pre-IPO fundraising senilai Rp375 per saham pada November 2021. Angka itu 39 persen lebih tinggi dari harga yang dibayarkan Telkomsel.

Beberapa investor global yang menanamkan dana di pre-IPO GoTO, antara lain Adia, Temasek, GIC, Khazanah, Google, Primavera, Permodalan Nasional Berhad, dan Fidelity.

Lalu, GoTo resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada April 2022 lalu dengan harga penawaran awal sebesar Rp338 per saham.

Sementara, Gojek dan Telkomsel sendiri melakukan beberapa kolaborasi sejak Januari 2021. Salah satunya meluncurkan GoBiz x Telkomsel MyAds pada Januari 2021.

Kemudian, Gojek dan Telkomsel mengumumkan kolaborasi mitra UMKM sebagai reseller Telkomsel melalui DigiPOSAja pada Maret 2021.

Lalu, GoPay dan Telkomsel melakukan program co-marketing PUBG Mobile sebagai bagian dari kolaborasi bisnis untuk memperluas jangkauan konsumen pada April 2021.

Selanjutnya, Telkomsel meluncurkan solusi nGage dengan Gojek pada Juni 2021, GoTo dan Telkomsel meluncurkan paket data khusus untuk mendukung mitra UMKM di tengah pandemi covid-19 pada Juli 2021, dan GoTo melakukan stock split sehingga jumlah saham Telkomsel menjadi 23,72 miliar lembar pada Oktober 2021.

Tak sampai di sana, GoTo dan Telkomsel membangun perusahaan patungan (joint venture) di sektor gaming bernama Majamojo.

Sebelumnya, Telkomsel disebut-sebut mencatatkan kerugian yang belum terealisasi atau unrealized loss hingga Rp811 miliar karena berinvestasi di GoTo.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga pun buka suara terkait pergerakan saham GoTo yang sempat jeblok beberapa waktu terakhir.

Arya menjelaskan harga saham GoTo sudah kembali merangkak pada perdagangan Kamis (19/5). Mengutip RTI Infokom, saham GOTO melonjak 12,9 persen ke level Rp280 per saham pada penutupan sesi I pada hari itu.

"Dengan harga sekarang maka Telkomsel yang investasi di GoTo sudah untung lagi," ungkap Arya.

Arya menjelaskan bahwa investasi Telkomsel bersifat jangka panjang, bukan trading atau jangka pendek.

"Ini menunjukkan supaya para pengamat politik itu ya mulailah belajar bisnis, belajar namanya market, bahwa namanya orang investasi apalagi investasinya jangka panjang bukan sekadar naik turun saham tapi harus dilihat bagaimana bisnis yang dibangun oleh atau dimasuki oleh Telkomsel," papar Arya.

Menurut dia, sebaiknya jangan langsung menyatakan bahwa Telkomsel rugi berinvestasi di GoTo hanya karena harga saham jeblok. Sebab, untung dan rugi bukan hanya dilihat dari pergerakan saham.

"Apalagi Telkomsel bukan trading saham, tapi memang berinvestasi di sana (GOTO). Sudah untung nih, yang kemarin teriak rugi, mana dong," jelas Arya.

Hari ini, saham GoTo terkoreksi tipis 0,64 persen ke level Rp310 per saham pada pukul 09.39 WIB. Dalam satu bulan terakhir, saham perusahaan melemah 8,28 persen, tetapi harga saham naik 1,97 persen dalam sepekan terakhir.


Posting Komentar

0 Komentar